Dalam perjalanannya, Wanagama telah dikembangkan sebagai sarana pendidikan lingkungan dan rekreasi bagi masyarakat umum. Di sana tersedia hutan yang luas, tanaman yang rimbun, sungai, air terjun, mata air, dan camping ground. Wanagama telah mulai dilengkapi dengan fasilitas penginapan, ruang sidang, plot penelitian, sehingga merupakan tempat yang menarik untuk kegiatan seminar, rapat kerja, outbound, dan rekreasi dengan biaya terjangkau, kata Dekan Fakultas Kehutanan, Prof. Dr. Ir. Moh. Na'iem, M.Agr.Sc., Selasa (6/10), di kampus UGM.
Diceritakan oleh Na'iem, kampus lapangan Wanagama pernah menjadi korban gempa Yogya pada 27 Mei 2006. Namun, dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, bangunan fisik yang ambruk telah dibangun kembali oleh pihak UGM. Dukungan tersebut telah mendorong para pengelola Wanagama walau dalam keterbatasan untuk selalu berbenah diri menuju Wanagama sebagai kampus lapangan yang ideal, katanya.
Pengelola Hutan Wanagama, Ir. Sukirno Dwiasmoro, M.P., mengemukakan Hutan Wanagama telah menjadi habitat bagi lebih dari 40 jenis fauna dan tidak kurang dari 1.000 flora. Hutan ini memiliki lebih dari 5 mata air yang tidak kering sepanjang tahun dan telah dimanfaatkan oleh penduduk sekitar.
Sebagai hutan pendidikan dan penelitian yang memiliki lahan seluas 600 ha, saat ini Wanagama, seperti disebutkan Sukirno, memiliki lebih dari 65 jenis kayu hutan dan ratusan herba. Merupakan modal dasar untuk dikaji dan dikembangkan, katanya.
Bukan hanya itu, tambah Sukirno, di Wanagama terdapat sarana dan prasarana pendidikan, seperti asrama, ruang kelas, gedung serba guna, kantin, perpustakaan, dan laboratorium lapangan sebagai tempat pelatihan para petugas lapangan, juga kegiatan mahasiswa dan masyarakat umum.
Hutan Wanagama berjarak 35 km dari Kota Yogyakarta, dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Dengan kesan asri dan alami, Wanagama menjadi pilihan lokasi outbound di Provinsi DIY. (Humas UGM/Gusti Grehenson)
http://www.ugm.ac.id/id/penelitian/3533-laboratorium.kehutanan
Tidak ada komentar :
Posting Komentar